Big Data Dongkrak Daya Saing Bisnis Agen Perjalanan

Oleh: Mubasyier Fatah
Koordinator Bidang Ekonomi Kreatif Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PP ISNU).

DALAM pariwisata, seperti sektor lainnya, big data bertanggung jawab atas pengambilan keputusan yang akurat. Biasanya, big data terlibat dalam peramalan permintaan pelanggan, personalisasi layanan, serta pemasaran, dan pengoptimalan strategi harga. Seperti diketahui, ada pemain besar terkenal di agen perjalanan wisata (travel agent seperti Traveloka, Tiket.com, Booking.com, Expedia, Airbnb, Hostelworld, Agoda, Vrbo, Hotelbeds, Trip.com dan masih banyak lagi).

Seiring kemajuan teknologi, perusahan agen perjalanan wisata berlomba mengadopsi teknologi digital -salah satunya big data- untuk meningkatkan kinerja dan daya saing. ‘Big data’ (data besar) adalah kumpulan data yang sangat besar dan kompleks yang tidak mudah dikelola atau dianalisis dengan pemrosesan data tradisional, khususnya spreadsheet. Mengutip Michael Chen Senior Engagement Manager McKinsey & Cpmpany, biro konsultasi manajemen global di Chicago AS (2024), big data mencakup data terstruktur, seperti basis data inventaris atau daftar transaksi keuangan; data tidak terstruktur, seperti kiriman media sosial atau video; dan kumpulan data campuran, seperti melatih model bahasa besar AI.

Selama 10 tahun terakhir, big data membesar karena terobosan teknologi terkini secara signifikan mengurangi biaya penyimpanan dan komputasi, sehingga penyimpanan data lebih mudah dan murah. Secara tradisional, big data dikenal berdasarkan tiga karakteristik: variasi, volume, dan kecepatan, yang disebut sebagai “tiga V”. Namun, dua V tambahan telah muncul selama beberapa tahun terakhir: nilai dan kebenaran.

Yang pertama adalah volume (jumlah data). Ini berupa data dengan nilai yang tidak diketahui, seperti umpan data X (sebelumnya Twitter), aliran klik pada halaman web atau aplikasi seluler, atau data lainnya terkait pelanggan. Kedua, velocity (kecepatan), ciri ini terkait data diterima dan (mungkin) ditindaklanjuti. Biasanya, kecepatan tertinggi aliran data langsung ke memori dibandingkan yang ditulis ke disk. Beberapa aplikasi teknologi cerdas mendukung internet beroperasi real time atau mendekati real time dan memerlukan evaluasi dan tindakan real time.

Ketiga, variety (keragaman). Keragaman mengacu pada berbagai jenis data yang tersedia. Tipe data tradisional terstruktur dan sesuai basis data relasional. Big data hadir dalam tipe data tak terstruktur dan semiterstruktur, seperti teks, audio, dan video, sehingga perlu proses tambahan untuk memperoleh maknanya.

Keempat, veracity (kebenaran). Ciri ini menggambarkan seberapa jujur data—dan seberapa besar dapat diandalkan? Gagasan tentang kebenaran dalam data terkait konsep fungsional lainnya, seperti kualitas data dan integritas data. Kelima value (nilai). Data memiliki nilai intrinsik dalam bisnis. Namun, data tidak berguna sampai nilai itu ditemukan. Nilai bersifat internal, seperti proses operasional yang dioptimalkan, atau eksternal, seperti profil pelanggan memaksimalkan keterlibatan.

Manfaat
Industri 4.0 merupakan perpaduan dunia fisik dan digital, yang menandai revolusi digital signifikan ditandai penggunaan big data dan kecerdasan buatan (AI) untuk mengembangkan sistem pembelajaran otonom. Evolusi ini telah mendefinisikan ulang manufaktur dan produksi serta strategi pemasaran di berbagai sektor industri, termasuk di kalangan perusahan agen perjalanan wisata, salah satu sektor kunci di industri pariwisata.

Pasalnya, big data menawarkan wawasan untuk mencapai keunggulan operasional melalui analisis dan integrasi data di semua area fungsional utama. Big data juga dapat digunakan pengambil keputusan untuk proses pengambil kebijakan/keputusan guna melayani konsumen atau pelanggan.

Mengutip Darya Efimova, editor Epam.com (Juli, 2024), dalam konteks industri perjalanan wisata, layanan big data memungkinkan analisis deskriptif, prediktif dan preskriptif sehingga menghasilkan pemahaman komprehensif tentang tren dan pola, dengan mengintegrasikan berbagai set data membentuk gambaran yang lengkap. Teknologi big data memungkinkan analisis deskriptif dengan data pelanggan dalam waktu nyata dan historis. Analisis ini membantu agen perjalanan mengantisipasi permintaan dan memperkirakan potensi gangguan.

Jenis analisis ini akan berguna bagi perusahaan travel untuk mengurangi biaya (misalnya, menjual tur diskon menit terakhir) dan meningkatkan akurasi perkiraan (misalnya, 80 persen dari penjualan harga penuh atau 50 persen dari penjualan awal).
Teknologi big data memungkinkan analisis prediktif yaitu mengidentifikasi perkiraan jangka panjang berdasarkan tren dan pola sebelumnya. Misalnya, analisis prediktif membantu mencari tahu jenis perjalanan (studi, bisnis, percintaan, perjalanan bisnis, atau kesehatan dan kebugaran) dan tujuan geografis mana yang paling populer musim depan. Teknologi big data memungkinkan analisis preskriptif yaitu versi analisis prediktif lebih canggih menggunakan skenario simulasi.

Baca : Melibatkan Stakeholders dalam Penerapan AI di Pendidikan

Jenis analisis ini tidak hanya menghasilkan prakiraan, tetapi juga membantu perusahaan perjalanan mengidentifikasi strategi bisnis untuk memaksimalkan laba dan menjangkau pelanggan. Penggabungan dari tiga jenis analisis ini tidak hanya memfasilitasi analisis retrospektif tetapi meningkatkan kemampuan prediktif manajemen perusahaan travel agen untuk membuat perkiraan dan pengambilan keputusan strategis untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Dalam beberapa kasus, kombinasi ketiga analisis di atas dapat meningkatkan rentang wawasan lebih luas sekaligus mempertajam insting pemimpin bisnis terhadap serangkaian keadaan yang lebih beragam.

Selain itu, ketika dikombinasikan dengan AI, big data melampaui analitik tradisional, memberdayakan perusahaan travel untuk menginovasi jenis layanan, mendorong produktivitas dan kinerja yang transformasional. Analisis big data dari media sosial membantu perusahan memahami tren pasar yang lebih terkini, dan mengembangkan strategi pemasaran yang tepat sasaran untuk tiap jenis pelanggan. Singkat kata, penerapan big data membuat perusahaan travel agent mampu meningkatkan kinerja dan daya saingnya.

Tantangan
Walau memberikan banyak kemudahan dan manfaat, teknologi big data memiliki beberapa tantangan. Tantangan pertama berkaitan volume big data yang sangat besar dan terus bertambah dari waktu ke waktu. Meskipun teknologi baru telah dikembangkan memfasilitasi penyimpanan data, menurut para analis, volume data berlipat ganda setiap dua tahun sehingga akan kesulitan mengimbangi data dan menemukan cara menyimpan dan menjangkaunya.

Untuk itu data harus dikurasi. Artinya, data yang relevan bagi klien dan disusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan analisis bermakna. Kurasi perlu banyak pekerjaan. Di banyak organisasi, ilmuwan data menghabiskan 50 hingga 80 persen waktu mengkurasi dan menyiapkan data sehingga dapat digunakan secara efektif.

Memang, belakangan ini, untuk menyimpan big data, pemilik bisnis dapat menggunakan lingkungan cloud publik (misalnya, dari raksasa seperti Amazon, Microsoft, dan Google) atau lingkungan cloud pribadi. Namun, perlu biaya mahal untuk pembelian peralatan berkinerja tinggi. Tantangan kedua berkaitan dengan privasi dan keamanan. Big data dihasilkan dengan kecepatan fenomenal melampaui kemampuan mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menganalisis informasi untuk penggunaan yang tepat waktu dan bermakna.

Selain itu, sistem keamanan TI tradisional tidak cukup fleksibel dan dapat diskalakan untuk melindungi privasi dan keamanan data pelanggan. Oleh karena itu sangat penting bagi perusahaan untuk mencari solusi canggih untuk mengamankan data.
Ketiga, terkait kepemilikan data. Oleh karena big data dalam bisnis travel agent berasal langsung dari pengguna dan perangkat pribadi, maka perlu memberikan kesempatan pelanggan dengan mudah dan aman menghapus info jika mereka mau.

Dalam konteks ini perusahaan travel agent benar-benar patuh pada Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2022 tentang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP). Tujuannya supaya warga, terutama pelanggan merasa nyaman karena data pribadinya dijamin keamanan pihak perusahan. Kita perlu belajar dari Data Privacy and Protection Act (UU Perlindungan dan Privasi Data Amerika) yang memberikan konsumen hak mengakses, mengoreksi, dan menghapus data pribadi mereka. UU juga mewajibkan perusahan menyediakan cara bagi konsumen memilih keluar dari iklan bertarget.

Penerapan Big Data
Dari uraian di atas, sangat jelas terlihat big data sangat penting bagi industri perjalanan. Big data menjadi sumber informasi akurat dan terkini berguna bagi perusahaan travel agent untuk meningkatkan kinerja melalui Key Perfomance Indicators (KPI), mengukur loyalitas dan kepuasan pelanggan melalui Net Promoter Score (NPS).

Lalu mengukur tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk atau layanan melalui Customer Satisfaction Score (CSAT), dan mengukur seberapa besar kehadiran dan pengaruh suatu merek dalam percakapan online, khususnya di media sosia melalui Social Share of Voice (SSoV), dan lain-lain. Itulah sebabnya mengapa penggunaan big data di perusahaan travel agent adalah sebuah keniscayaan. Sebab big data, akan memperkuat keunggulan kompetitif bisnis travel agent, dan mempercepat pertumbuhan industri pariwisata pada masa depan. *

 

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*