Bantah Telantarkan Calon Karyawan, PT HAL Lanjut Beroperasi di Mimika-Papua Tengah

JAKARTA, SP – Kehadiran investor swasta di Tanah Papua patut diberi apresiasi karena tantangan yang dihadapi tidak mudah. Investasi swasta diharapkan mendorong perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kondisi inilah yang mendorong PT Honay Ajkwa Lorentz (HAL) terus bertekad memproduksi keramik dan semen di Timika, Kabupaten Mimika, Papua Tengah. Belum lama ini, PT HAL dituduh menelantarkan para calon tenaga kerja lokal yang sedang mengikuti pelatihan di Jawa Timur.

Hal itu dibantah Oges Wenda sebagai Sekretaris Lembaga Masyarakat Adat Suku Kamoro (Lemasko) dan pemangku adat Panius Kogoya sekaligus wakil masyarakat dalam PT HAL dalam konperensi pers di Jakarta, Selasa (29/4/2025).

Baca : 10 Tersangka BPR Arfindo Belum Ditahan, Ada yang Jadi Caleg di Papua Barat Daya

Oges dan Panius menjelaskan pemberitaan bahwa PT HAL telah menelantarkan para calon tenaga kerja adalah tidak benar. Sebaliknya, ada dugaan pihak tertentu yang dengan sengaja berupaya menghalang-halangi niat generasi muda Timika untuk bergabung dalam PT HAL.

“Keberadaan para kepala suku dan tokoh agama di Jakarta bertujuan mengklarifikasi ketidakbenaran terkait penelantaran pencari kerja dari orang asli Papua (OAP). Padahal, anak-anak muda dikirim dari kampung untuk diberikan bekal dan pengetahuan sehingga nanti bisa bekerja di perusahaan. Inilah jawaban agar OAP bisa terlibat langsung dengan berbagai pekerjaan,” kata Oges.

Baca : Pemuda Papua Barat Garap Pertanian, Tambrauw dan Fakfak Jadi Model Kolaborasi

Panius menjelaskan bahwa kehadiran PT HAL atau perusahaan manapun ke Papua sangat diperlukan agar kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Di sisi lain, masyarakat OAP pun semakin banyak terlibat dalam aktivitas pekerjaan dan tidak lagi menjadi penonton atau didominasi para pendatang.

Informasi dari PT HAL menyebutkan pihaknya telah mendatangkan 68 calon tenaga kerja untuk mengikuti pelatihan di Sidoarjo, Jawa Timur lalu dilanjutkan di Jakarta. Saat di Jakarta, perusahaan memfasilitasi tempat tinggal, kemudian uang saku, dan konsumsi yang memadai. Berhubung ada yang tidak disiplin dan melakukan pelanggaran maka dipindahkan ke Mess Angkatan Udara (AU) untuk persiapan penempatan wilayah kerja.

“Dari 68 yang diberikan pelatihan, sebanyak 19 orang sudah kembali dan 15 orang lainnya masih bekerja di site masing-masing. Sisa di Jakarta sekitar 34 orang. Jadi kami sudah melakukan sesuai prosedur dan memperlakukan saudara-saudara kami sudah layaknya seorang karyawan,” ujar Direktur Utama PT HAL, Fenty Widyawati.

Dia menjelaskan berbagai persiapan dan prosedur sudah ditempuh untuk memproduksi keramik dan semen dengan memanfaatkan limbah dari PT Freeport Indonesia sepanjang Sungai Ajkwa, Kabupaten Mimika. Adapun kerja sama dengan tokoh adat dan tokoh agama saat ini karena pihaknya benar-benar ingin membangun kemitraan bersama masyarakat, khususnya OAP. [SP/BM]

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*