JAKARTA, SP – Perkumpulan Tenaga Ahli Lingkungan Hidup Indonesia (Pertalindo) mendukung perubahan paradigma dalam pengelolaan lingkungan hidup. Berbagai upaya pembangunan, investasi dan bisnis harus berkelanjutan dengan memperhatikan lingkungan, sosial serta tata kelola.
Sekjen I DPN Pertalindo Chris Pasaribu mengatakan prinsip berkelanjutan dalam pengelolaan lingkungan hidup harus menjadi landasan dalam aktivitas bisnis dan industri. Pola pendekatan harus mengedepankan ESG yakni environmental, social, and governance atau lingkungan, sosial dan tata kelola.
“Salah satunya dengan mendorong penerapan sistem ekonomi sirkular dalam pengelolaan lingkungan sebagaimana sudah digalakkan pemerintah selama ini. Jadi sampah dan limbah dikelola dengan baik dan berdampak pada kesejahteraan, seperti daur ulang hingga pemanfaatan untuk pupuk dan energi,” ujarnya dalam keterangan tertulis.
Pernyataan tersebut mendukung komitmen Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan (PKTL). Dalam Rapat Koordinasi Tata Lingkungan Indonesia 2024 di Jakarta pada pertengahan September 2024 lalu, Hanif Faisol Nurofiq selaku Dirjen PKTL menegaskan perubahan paradigma tersebut.
“Saat ini kita perlu membalikkan paradigma pengelolaan lingkungan dari yang berfokus pada ekosistem (eco-centered) menjadi berorientasi pada profit (profit-centered),” katanya.
Ia mengatakan elemen industrialisasi dalam pengelolaan sampah dan limbah harus diperhatikan secara khusus sesuai dengan sistem ekonomi sirkular.
“Contoh kasus seperti Bantargebang tidak bisa lagi hanya dianggap tanggung jawab DKI Jakarta atau Kabupaten Bekasi, tetapi harus dipikirkan bersama dengan langkah konkrit,” tegasnya.
Hanif berharap melalui rapat koordinasi terus mendorong pengelolaan lingkungan hidup menjadi sektor yang menarik dan ditemukan solusi pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA). “Jika kita ingin pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan, maka pelaksanaannya harus menghasilkan keuntungan. Tidak ada pilihan lain,” ujar Hanif.
Rakor tersebut juga diharapkan mampu menghasilkan rumusan yang diimplementasikan di daerah-daerah dan menjadikan sebuah konfrensi di masa mendatang. Demikian juga perlu didukung dengan kebijakan lingkungan yang bisa mengatasi triple planetary crisis, yakni perubahan iklim, polusi, dan keanekaragaman hayati.
Chris menambahkan bahwa salah satu misi Pertalindo adalah mendorong peningkatan peran Pertalindo dan anggota-anggotanya proaktif dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Secara khusus dia juga sangat mendorong optimalisasi pengelolaan sampah/limbah sesuai konsep ekonomi sirkular sehingga memiliki nilai tambah ekonomi. “Selain daur ulang untuk dimanfaatkan lagi, ada potensi ekonomi yang besar seperti gasifikasi menghasilkan gas metan sebagai sumber energi. Kemudian mengubah sampah menjadi kompos dan masih banyak yang lainnya,” jelasnya. [SP-4]
Leave a Reply