Bersama Andi Ina-Abustan, Kabupaten Barru-Sulsel Melukis Sejarah Baru

BARRU, SP – Ketika menjabat sebagai Ketua DPRD Sulawesi Selatan (Sulsel) 2019-2024, Andi Ina Kartika Sari mengukir sejarah baru sebagai perempuan pertama memimpin legislatif Sulsel. Partai Golkar di Sulsel berhak atas posisi ketua DPRD Sulsel karena berstatus mayoritas, menguasai 13 dari total 85 kursi DPRD. Andi Ina, panggilannya, saat itu mewakili daerah pemilihan VI meliputi Kabupaten Maros, Pangkep, Barru, dan Kota Parepare dengan perolehan 19.652 suara.

“Insya Allah ke depan harus bekerja sama dalam menjalankan tugas sebagai legislator, kita akan bawa Sulsel lebih maju dan berkerja sama tentunya dengan pemerintah Provinsi Sulsel untuk hal yang berkaitan dengan kepentingan-kepentingan masyarakat,” kata Ina ketika dilantik sebagai Ketua DPRD Sulsel tahun 2019 lalu.

Berbagai program dan terobosan telah dijalankannya. Tentu tidak sempurna dan masih ada beberapa hal yang perlu dibenahi. Namun, sebagai pemimpin legislatif perempuan pertama di Sulsel dan orang pertama dari Barru yang pimpin DPRD Sulsel, hal itu perlu diberi apresiasi. Pengalaman dan pemahamannya untuk membangun daerah adalah ilmu dan bekal yang sangat berharga.

Setelah pengabdian sebagai legislatif, Andi Ina pun memutuskan untuk maju sebagai Bupati Barru, Sulsel. Andi Ina yang sudah 15 tahun jadi DPRD Sulsel berpasangan dengan Abustan Andi Bintang, birokrat yang 31 tahun berkarir di Barru. Abustan mewakafkan dirinya mengabdi mulai dari camat, empat kali kepala dinas, dan terakhir menjadi sekretaris daerah. Segudang pengalamannya mengelola pemerintahan daerah tentu paham benar apa yang harus dilakukan untuk menjawab kebutuhan masyarakat Barru.

Banyak kalangan, terutama tokoh-tokoh masyarakat, menyebut ini pasangan yang ideal untuk masyarakat dan pemerintahan Kabupaten Barru. Tidak bisa dipungkiri bahwa pasangan dengan nomor urut 3 yang dikenal dengan Inimi dinilai berpeluang besar memimpin Barru. “Berbagai survey menunjukkan pasangan Inimi unggul. Terbukti dari animo dan dukungan yang besar sejak deklarasi hingga saat ini. Masyarakat antusias dengan program dan pengalaman yang sudah terbukti. Keduanya rajin menemui warga, tidak sekadar janji tetapi memberi solusi. Berbeda dengan pasangan lainnya, Inimi dalam sehari bisa empat hingga lima titik menemui warga dan selalu membludak,” kata Herman Jaya, anggota DPRD Barru yang juga tim inti Inimi, pekan lalu.

Dukungan yang besar itu termasuk dari hampir semua tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, dan tokoh pemuda di Kabupaten Barru itu berkorelasi dengan dukungan lima partai parlemen dan tiga partai nonparlemen. Jika diakumulasikan maka sudah ada 60% lebih dari total suara atau hak pilih di Barru. Selain para tokoh dan partai politik, Inimi juga mempunyai jejaring yang luas dan didukung pengusaha lokal yang merata di setiap kecamatan.

Dalam visi dan misinya, Andi Ina menjelaskan dirinya dan Abustan berorientasi penuh pada kebutuhan masyarakat, terutama di bidang pendidikan. “Pendidikan itu sangat penting untuk masyarakat. Kami memiliki 18 program prioritas yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat, termasuk subsidi UKT, beasiswa kedokteran, dan peningkatan mutu sekolah melalui Bosda (Bantuan Operasional Sekolah Daerah),” ujar Andi Ina dalam sebuah acara kampanye.

Dia juga menyinggung sejumlah isu dan fitnah yang menerpa dirinya. “Banyak yang mengatakan saya bukan orang Barru. Saya tegaskan, saya asli Barru, asli Mallusetasi. Isu KPK yang diarahkan kepada saya juga tidak benar. Temuan itu bukan pada periode saya, tapi sebagai Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Selatan, saya bertanggung jawab untuk menyelesaikannya. Alhamdulillah, semuanya telah selesai,” jelasnya.

Dari berbagai program Adi Ina-Abustan, salah satu yang perlu disoroti dalam mendorong Barru sebagai penyandang Ibu Kota Nusantara (IKN). Posisi strategis Kabupaten Barru harus menangkap potensi dan peluang yang perlu dikembangkan untuk kesejahteraan warga Barru dan sekitarnya. “Jangan sampai kita hanya menjadi penonton. Kita jemput potensi Kabupaten Barru dengan program yang jelas dan terarah, terutama di sektor pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan pertanian,” katanya.

Secara bersamaan, sebagai orang yang sangat paham dengan kebutuhan masyarakat, Abustan menambahkan Barru membutuhkan SPBU khusus untuk nelayan demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Kemudian revitalisasi destinasi wisata seperti Bola Pitue, Pantai Ujung Baru, dan Pulau Panikiang menjadi wisata berstandar internasional. Juga pengembangan Kawasan Industri Barru untuk membuka lapangan kerja baru dan memacu pertumbuhan ekonomi.

“Badai dan isu yang menghadang, tak akan menghentikan langkah kami. Seperti pelaut tangguh, kami akan terus maju menghadapi ombak demi membawa perubahan besar untuk Barru,” tegas Abustan dalam sebuah kesempatan.

Herman Jaya menambahkan apa yang disampaikan Andi Ina-Abustan tidaklah berlebihan. Visi dan tekad yang ditawarkan mampu diwujudkan karena sudah ada bukti dan pengalaman dari keduanya. Apalagi jika legislatif di DPRD Barru pun pasti menopang target yang sudah dicanangkan ketika terpilih memimpin Barru. Saatnya, Kabupaten Barru melukis sejarah baru untuk kesejahteraan masyarakat. [Adv/SP]

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*