Kriya Nusa 2022 Jadi Panggung Pertunjukan Karya Wastra dan Ajang Perias Disabilitas Unjuk Gigi

JAKARTA, SP – Setelah sukses dengan penyelenggaraan Cerita Wastra di tahun 2021 dan Cerita Kriya pada tahun 2022, Kementerian Koperasi dan UKM bersama dengan Dewan Kerajinan Nasional, Smesco Indonesia, dan Perempuan Tangguh Indonesia berkolaborasi untuk menggelorakan semangat berkarya bagi perajin lokal melalui Pagelaran Tari Wastra Nusantara dan Tata Rias oleh kaum disabilitas dalam Pameran Kriya Nusa 2022.

“Kami mempersembahkan tarian budaya Indonesia dari barat hingga timur, dengan wastra dan kriya yang dipentaskan untuk mendorong semangat bangkit bagi perajin lokal,” kata Anggota Bidang Pendanaan Dekranas Suzana Ramadhani saat meninjau Pameran Kriya Nusa di Jakarta Convention Center, Minggu (25/9/2022).

Pameran Kriya Nusa menjadi upaya untuk menggairahkan kembali para pelaku usaha, khususnya para perajin untuk terus berkarya. Melalui pagelaran tari wastra nusantara ini juga tersirat misi untuk mempresentasikan keragaman budaya Indonesia melalui kain atau karya wastra.

Selain menampilkan berbagai karya wastra melalui tari wastra nusantara, acara ini juga menjadi ajang bagi para perias disabilitas binaan Perempuan Tangguh Indonesia untuk unjuk gigi. Di mana perias disabilitas tersebut berkesempatan merias para penari yang tampil, sekaligus membuka jasa lukis wajah (face painting) bagi pengunjung yang hadir dengan tarif suka rela.

“Saya bahagia bisa merasakan dirias oleh anak-anak (disabilitas), tidak terlihat kekurangan sedikitpun, bahkan mereka memiliki kekuatan tersendiri untuk mempercantik diri saya,” kata Suzana setelah merasakan pengalaman dirias langsung oleh penata rias disabilitas PTI.

Lebih lanjut, Suzana menegaskan masyarakat di tanah air tidak boleh melupakan karya dari teman-teman disabilitas dan memberikan ruang pada mereka untuk berkarya dengan setara dalam upaya mendukung inklusifitas. Sebab anak-anak disabilitas bukanlah masyarakat terpinggirkan, melainkan sama seperti masyarakat pada umumnya dengan karya yang tidak kalah baiknya.  “No one left behind, itu prinsipnya, tidak ada satupun orang yang tertinggal dalam kemajuan bangsa Indonesia,” kata Suzana.

Pada kesempatan yang sama, salah satu perias disabilitas PTI Nanda Afrieza mengaku bahagia dan bersyukur bisa dipercaya untuk terlibat dalam acara sebesar ini.  “Ini pengalaman yang luar biasa buat saya, karena ini pertama kali saya merias (penari) dengan banyak glitter, apalagi banyak orang yang melihat, hingga membuat saya agak sedikit gugup tapi saya bisa mengatasinya,” kata Nanda menceritakan pengalamannya usai merias para penari wastra nusantara.

Nanda berharap melalui acara ini, dirinya bisa lebih dikenal dan akan banyak mendapatkan pekerjaan merias. Nanda bahkan berharap suatu saat ia mampu membuat usaha rias sendiri yang melibatkan para disabilitas. [EH]

 

 

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*