Green Fund Digital Philanthropy Diluncurkan sebagai Solusi Pembiayaan Restorasi Lingkungan

JAKARTA, SP – Indonesia membutuhkan Rp 266,6 triliun per tahun untuk mereduksi dampak dari Climate Change, dari jumlah itu hanya sekitar 34% yang bisa dibiayai oleh APBN. Perlu blanded finance melalui upaya gotong royong untuk bisa memenuhi kebutuhan pembiayaan tersebut.

Isu lingkungan saat ini berkembang cukup banyak dan semakin dirasakan dampaknya secara langsung oleh manusia. Semenjak dekade 1970an, sudah sangat banyak NGO lingkungan yang berkembang di Indonesia seiring dengan pesatnya perkembangan ekonomi di Indonesia masa itu.

Perkembangan NGO lingkungan ini baru mendapatkan atensi setelah adanya kesadaran bahwa perkembangan ekonomi yang terjadi juga beriringan dengan kerusakan alam yang ada di sekitar (Suharko, 1998). Seiring berjalannya waktu, sayangnya banyak gerakan lingkungan yang harus terhenti kegiatannya karena adanya kendala pada pembiayaan yang berkelanjutan.

Bertepatan dengan Hari Bumi, Greeneration Foundation bersama Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia meluncurkan Green Fund Digital Philanthropy (GFDP) pada tanggal 28 April 2022 yang dilaksanakan di Menara Kadin Indonesia, Lantai 29, Jakarta, dan disiarkan secara daring melalui Zoom dan Youtube Greeneration Foundation (GF).

GFDP merupakan sebuah platform gotong royong untuk menghimpun pendanaan publik secara inovatif dan akuntabel berbasis teknologi digital. Platform ini akan menghubungkan berbagai pihak yang ingin membantu berbagai kegiatan lingkungan sehingga mereka bisa terus berjalan dan merawat lingkungan kita bersama-sama.

“Kerusakan lingkungan hingga kini masih jauh lebih cepat dibandingkan solusinya. Hal ini karena sumber daya untuk mempercepat solusi lingkungan masih terkendala oleh climate/environmental financing gap. Sebagai bagian dari strategi blended financing, GF mengaktivasi potensi besar yaitu semangat gotong royong masyarakat melalui donasi rutin bulanan untuk perjuangan lingkungan,” ujar Bijaksana Junerosano selaku Founder Greeneration Foundation.

Membangun sebuah platform seperti GFDP tentu saja membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak. Ketua Umum KADIN Indonesia, Arsjad Rasjid mengapresiasi dan mendukung penuh atas kerjasama dengan greenfoundation dan yayasan kemanusiaan Kadin Indonesia atas inisiatifnya untuk fokus dalam mengatasi krisis perubahan sosial dan krisis iklim.

Kadin turut memberikan kontribusi pendanaan awal senilai Rp 1,5 miliar. Untuk meresmikan kemitraan tersebut, Memorandum of Understanding antara Kadin dan Greeneration Foundation pun ditandatangani dalam peluncuran ini.

“Kami telah mengajak anggota Kadin sebagai donatur awal bagi terlaksananya program ini. Dunia usaha memiliki perhatian yang serius terhadap kelestarian alam dan upaya-upaya menangani kerusakan iklim. Masalah ini tidak hanya menjadi perhatian kita di Indonesia saja, tetapi juga telah menjadi isu darurat global sehingga mendorong para pemimpin dunia untuk juga mengambil aksi strategis bagi masalah lingkungan,” kata Arsjad.

Pihaknya juga mendukung penuh atas komitmen Pemerintah Indonesia untuk menangani perubahan iklim dan mencapai net zero emission di 2060, diantaranya melalui rehabilitasi hutan mangrove, lahan kritis dan percepatan transisi energi terbarukan.

Seperti diketahui, dari sisi pembiayaannya sudah tidak dapat lagi bergantung pada anggaran negara. Menurut Arsjad, salah satu instrumen yang bisa digunakan adalah skema anggaran campuran dengan dana di luar pemerintah, seperti keterlibatan sektor swasta, hibah, dana filantropi, dll.

Kadin yakin dengan adanya kerjasama bisa menjadi solusi perubahan iklim. Hal ini sejalan dengan komitmen Kadin untuk mengembangkan inisiatif keberlanjutan di Indonesia dengan memfasilitasi pembiayaan dan mengoptimalkan pendanaan keberlanjutan untuk mempercepat ekonomi sirkular dan dekarbonisasi.

“Bersama kita bisa memerangi krisis iklim dan lingkungan, mencapai net zero emission dan pembangunan ekonomi yang inklusif demi Indonesia emas di masa mendatang,” tegas Arsjad.

Sejalan dengan Arsjad, Ketua Yayasan Kemanusiaan Kadin Indonesia, Azis Armand, juga menyampaikan bahwa isu keberlanjutan merupakan salah satu prioritas utama Kadin. Yayasan kemanusiaan Kadin didirikan atas inisiatif untuk mendukung program-program yang berkaitan dengan kemanusiaan.

“Lingkungan hidup merupakan salah satu isu kemanusiaan bukan lagi menjadi agenda lokal tetapi juga global. Saatnya kita bergerak lebih cepat dan tepat sasaran untuk mengatasi masalah lingkungan hidup dan kemanusiaan,” kata Azis.

Menurutnya, dukungan kepada Greeneration Foundation menjadi aksi dan bukti nyata kepedulian Kadin terhadap kelestarian lingkungan. Gerakan seperti ini diharapkan dapat dilakukan lebih masif sehingga pembiayaan untuk restorasi lingkungan bisa terhimpun lebih besar dengan melibatkan semua pihak.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan Silverius Oscar Unggul menambahkan, kerjasama ini adalah salah satu bentuk nyata KADIN yang inklusif dan kolaboratif. Kerusakan lingkungan yang terjadi lebih cepat daripada tindakan restorasi, sehingga memerlukan anggaran dan upaya-upaya penanganan yang tidak sedikit. “Semoga dengan langkah awal ini bisa diperoleh dampak yang luar biasa ke depannya”.

GFDP dibangun dengan semangat “10.10.10” yang memiliki tiga makna. Pertama, GFDP bergerak untuk merespons dekade 10 tahun ke depan yang menjadi dekade kritis untuk mengejar target restorasi lingkungan. Kedua, pergerakan GFDP akan membutuhkan bantuan dari 10 juta individu untuk mendukung semangat gotong royong dalam menciptakan perubahan. Ketiga, penggerak dari upaya GFDP adalah donasi 10 ribu rupiah per bulan sebagai bentuk nyata pembiayaan solusi perubahan iklim.

GFDP sendiri bisa diakses via donation.greeneration.org dan membuka kesempatan secara luas bagi siapa pun yang ingin berkontribusi bagi gerakan lingkungan. Ke depan, Greeneration Foundation membuka dan mengajak mitra-mitra lain untuk menjadi mitra strategis maupun donatur awal untuk mewujudkan Green Fund Digital Philanthropy dan menjadi solusi atas kurangnya pendanaan yang berkelanjutan dalam mengatasi permasalahan lingkungan. [EH]

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*