
MAKASSAR, SP – Keberadaan industri hilir, khususnya pertambangan, telah meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Hal ini bisa dilihat di Bantaeng, Sulawesi Selatan, hilirisasi mendorong pertumbuhan ekonomi daerah yang mencapai 10 persen pada tahun 2023, lebih tinggi dari rata-rata nasional.
Demikian disampaikan Direktur Huadi Bantaeng Industrial Park (HBIP) Lily Dewi Candinegara di Makassar, Senin (3/2/2025), di sela-sela kunjungan kerja Komite II Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Kegiatan untuk mengakomodir berbagai masukan dari pemangku kepentingan terkait hilirisasi mineral dan batubara (minerba) itu juga dihadiri jajaran Pemprov Sulsel, Pj Bupati Luwu, Pj Bupati Bantaeng, perwakilan Bupati Luwu Timur, serta pelaku usaha pertambangan.
Lily Dewi mengatakan hilirisasi di Kabupaten Bantaeng sebagai contoh nyata dampak positif kebijakan ini. “Ini menjadi bukti bahwa hilirisasi dapat menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi daerah dan dapat diterapkan di wilayah lain,” katanya.
Dalam sulselprov.go.id, Ketua Komite II DPD RI Andi Abdul Waris Halid menegaskan bahwa hilirisasi minerba harus dilakukan secara berkelanjutan dan tidak hanya berhenti pada tahap pengolahan awal.
Menurutnya, kebijakan ini harus mendorong investasi yang berorientasi jangka panjang agar manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat luas, terutama dalam penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan daerah.
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sulsel, Jufri Rahman, yang juga menerima kunjungan kerja Komite II DPD RI, mengapresiasi kunjungan kerja ini sebagai momen penting untuk membahas kebijakan strategis dalam hilirisasi pertambangan.
Dikatakan, Sulsel memiliki potensi besar dalam sektor minerba yang dapat dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Melalui RUU Hilirisasi Mineral dan Batu Bara, kami berharap regulasi yang dihasilkan mampu mendorong investasi sektor hilir, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kontribusi sektor ini terhadap perekonomian daerah dan nasional,” ujar Jufri Rahman.
Menurut Jufri Rahman, hilirisasi harus diarahkan pada peningkatan nilai tambah dengan membangun ekosistem industri yang terintegrasi dari tambang, smelter, hingga manufaktur. Ia juga menyoroti perlunya Domestic Market Obligation (DMO) untuk memastikan ketersediaan bahan baku dalam negeri, terutama untuk kebutuhan industri dan pembangkit listrik. [KS/SP]
Leave a Reply