Susu Sapi Cilebut-Bogor, Singkong, dan Kesulitan Pakan

Ilustrasi peternak sapi perah di Kebon Pedes, Bogor. Peternak Kebon Pedes dan Bojong Sempu, Cilebut, Bogor adalah anggota KPS Bogor.

Tulisan Kedua dari Heri SS
[Alumnus Pasca Sarjana IPB dan Sekjen MSI, email kabarpangan.id@gmail.com]


BOGOR, SP – Setelah aksi “mandi susu” di Jawa Tengah dan Jawa Timur, peta kebijakan terkait susu dalam negeri berubah drastis. Kebijakan impor diperbolehkan selama susu produk lokal harus terserap. Persoalan sapi perah memang tidak mudah diatasi. Butuh pendekatan yang komprehensif dari berbagai aspek dan program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi momentum untuk perbaikan tersebut.
Sebenarnya, beberapa program kemitraan dan pemberdayaan peternak sapi perah sudah pernah ada dan ada yang kembali diperbarui.

Sebut saja, Dairy Development Program (DDP) dari FrieslandCampina-Belanda yang juga induk PT Frisian Flag Indonesia. Lalu, Selandia Baru melalui Indonesia Dairy Excellence Activity (IDEA) yang lebih banyak dengan mitra dari PT Greenfields Indonesia. Kemudian program Milk Procurement and Dairy Development (MPDD) dari Nestlé Indonesia yang ditopang Pemerintah Swiss dengan pendampingan/pelatihan untuk peternak sapi di Jawa Timur. Belakangan melalui Sekretariat Negara Swiss untuk Urusan Ekonomi (SECO), juga membantu peningkatan Akses Wirausaha terhadap Jasa Keuangan (Promise II Impact) peternak sapi perah di Bandung, Jabar.

Tulisan Pertama : Himpitan Peternak Cilebut-Bogor, Makan Bergizi Gratis, dan Impor Sapi Perah

Masih ada beberapa lagi pihak swasta yang dibantu negaranya masing-masing untuk menopang peternak sapi perah Indonesia. Program-program seperti ini biasanya bagian dari komitmen investasi atau juga impor susu sapi yang masuk ke Indonesia. Bahasa milenialnya, saling berkolaborasi, meski kadang posisinya kurang berimbang.
Yang paling terkini adalah kerja sama Indonesia dan Amerika Serikat (AS) menjalin kemitraan pendidikan dan pelatihan bagi peternak sapi perah guna meningkatkan kualitas komoditas susu dan mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG). Program yang diluncurkan pada pertengahan November 2024 tersebut dimotori Dewan Ekspor Susu AS (The US Dairy Export Council/USDEC), Departemen Pertanian New Mexico (NMDA), dan New Mexico State University. Masih ada beberapa inisiatif yang mungkin saja terlewatkan dalam catatan penulis. Bahkan, jauh sebelumnya, sudah ada beberapa program pemerintah untuk sejumlah sentra sapi perah, terutama di Bandung (Jabar), Boyolali (Jateng) dan Malang (Jatim).

Dari sekian program yang menelan ratusan miliar rupiah tersebut, apakah ada yang bersinggungan dengan peternak sapi perah Bojong Sempu, Cilebut Barat? Beberapa peternak yang ditemui di Bojong Sempu mengatakan hampir tidak pernah ada. Kalaupun ada di Bogor, biasanya yang jadi langganan program pemerintah dan kemitraan swasta adalah peternak di Ciawi dan Cisarua.

“Mungkin jumlah peternaknya tidak banyak dan belum ada yang menyuarakan berbagai keluhan peternak di Bojong Sempu sehingga tidak terlalu diperhatikan,” ujar seorang peternak awal Desember 2024 lalu.

Padahal, susu dari Bojong Sempu yang dipasok ke kantor KPS Bogor, Jalan Sholeh Iskandar, sudah dikirim ke sejumlah industri pengolahan susu (IPS), sebut saja PT Indolakto, Cimory, PT UNI Fam, dan beberapa industri menengah dan rumah tangga.
Sebagaimana peternak anggota KPS Bogor, ketersediaan pakan menjadi salah satu kendala utama. Pemberian kuantitas dan kualitas pakan yang jelek menyebabkan sapi mengalami masalah siklus reproduksi. Biasanya sapi mengalami 8 kali laktasi (periode sapi perah menghasilkan susu), tapi laktasi sapi sekarang hanya mampu 4-5 kali. Kondisi ini menjadi masalah besar, karena dapat mengakibatkan sapi ambruk.

Kesulitan pakan (hijauan/rumput) di sekitar Cilebut tersebut bisa dimaklumi. Dalam 10 tahun terakhir, di sekitar Kampung Bojong Sempu itu sudah ada sekitar lima komplek perumahan. “Sekarang kalau mau ngarit semakin jauh. Harus bolak-balik pakai motor,” ujar Adi, salah satu pemasok rumput.

Selain rumput, peternak juga membeli ampas tahu dan beberapa bahan lainnya sebagai campuran pakan. Sebenarnya kulit singkong juga menjadi alternatif pakan. Sayangnya, pasokan singkong dari sekitar Cilebut pun makin terbatas. Belakangan, Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) Bogor Raya yang sering mengolah singkong di kawasan tersebut bermitra dengan beberapa peternak. Selain kulit, juga sisa-sisa potongan singkong dikeringkan menjadi gaplek.

Baca : Paket Budidaya Organik, Bisa Buat Klapertart dari Singkong, Cassava Brulee, dan Aneka Kuliner

“Kami mencoba pakan singkong kering atau gaplek dan peternak mengakui kualitas serta jumlah susu yang diperoleh makin bagus. Ini bisa menjadi salah satu solusi bagi peternak sapi perah,” ujar Abah Gozali yang menjadi mitra MSI di Cilebut.

Ke depan, MSI berharap bisa saling berkolaborasi. Para peternak mendapatkan sisa singkong yang diolah sebagai pakan dan bisa ditukar dengan kotoran sapi sebagai pupuk organik untuk singkong. MSI tengah membangun kawasan singkong terintegrasi dari hulu ke hilir tidak jauh dari lokasi peternakan Bojong Sempu. Mulai dari menanam singkong organik, hingga pengolahan untuk berbagai kuliner milenial, juga akan dikemas untuk wisata dan investasi dalam skala kecil.

Tonton : Klaperkong, Kue Klappertaart Petani Singkong, Rasanya Enak Dan Lebih Murah!

“Sejumlah warga, terutama ibu-ibu, yang juga anggota keluarga dari peternak sapi perah menjadi mitra dalam program MSI. Pengembangan singkong masih bertahap sehingga belum banyak yang diajak. Ini menjadi siklus yang bagus,” ujar Gozali.

Untuk itu, MSI sangat mengharapkan dukungan dari berbagai pihak agar optimalisasi singkong berkembang dan peternak sampi perah di Bojong Sempu pun bisa berkembang. Berbagai kajian, baik dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Airlangga (Unair) dan Institut Pertanian Bogor (IPB) menguatkan singkong meningkatkan kualitas susu dari sapi perah.

Optimalisasi singkong ini pernah dilakukan The United States Agency for International Development (USAID) di Kolumbia (Amerika Latin) dalam program Singkong Pahit untuk Susu Manis atau dikenal dengan Bitter Cassava for a Sweet Milk. Mudah-mudahan dengan dukungan dari berbagai pihak, program yang sejenis dengan berbagai modifikasinya bisa diwujudkan oleh MSI dan peternak sapi perah di Kampung Bojong Sempu. Paling tidak, susu untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) di seputar Ciilebut atau Bogor Raya tidak saja bergantung dari sapi perah impor. [SP]

Advertorial
IpeComm melayani jasa editor (buku/media massa), penulisan kreatif, media/public relation, komunikasi (government/community/private), promosi, business intelligent, analisis media, hingga crisis management. Didukung tim ahli & profesional, berpengalaman di sejumlah media nasional/internasional. Email agrifood.id@gmail.com, telp/WA 081356564448.

MSI menyiapkan paket investasi kebun organik dan pelatihan pengolahan singkong di Cilebut, Bogor.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*