
JAKARTA, SP – Indonesia dan Amerika Serikat (AS) menjalin kemitraan program pendidikan dan pelatihan bagi peternak sapi perah guna meningkatkan kualitas komoditas susu dan mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) pemerintah.
Program tersebut dimotori Dewan Ekspor Susu AS (The US Dairy Export Council/USDEC), Departemen Pertanian New Mexico (NMDA), dan New Mexico State University bekerja sama dengan mitra terkemuka dari Indonesia, yakni Global Dairy Alami, Cimory, dan Ultrajaya.
Duta Besar AS untuk Indonesia Kamala Shirin Lakhdhir menuturkan program ini memiliki tujuan yang sangat penting, yaitu membantu peternakan sapi perah skala kecil dan menengah di Indonesia meningkatkan kualitas dan produksi susu. Dengan demikian, kualitas hidup para peternak lokal pun dapat meningkat.
“Proyek Pendidikan AS-Indonesia ini merupakan bukti kemitraan yang kuat antara kedua negara kita, yang didasarkan pada komitmen bersama terhadap inovasi dan keberlanjutan,” kata Kamala dalam peluncuran program tersebut, Jakarta, Kamis (21/11/2024).
Dikatakan, dengan membekali petani susu Indonesia melalui pengetahuan dan perangkat, inisiatif tersebut diharapkan tidak hanya memperkuat sektor pertanian tetapi juga berkontribusi meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan anak-anak melalui program gizi yang lebih baik.
Baca : SPPI Perpanjangan Tangan Badan Gizi Nasional, Prioritas Daerah Miskin dan Stunting
“Program ini hadir di saat yang kritis bagi produsen susu Indonesia karena mereka berupaya mendukung inisiatif Presiden Prabowo Sibianto untuk menyediakan susu bagi anak-anak Indonesia sebagai bagian dari Program Makan Bergizi Gratis,” jelas Lakhdhir.
Selain memperkuat industri susu Indonesia, program, tersebut juga dalam rangka merayakan kemitraan sekaligus membina hubungan antara para pemimpin industri dan pemangku kepentingan.
Jonathan Gardner selaku Senior VP Market & Access & Regulatory Affairs USDEC mengatakan program akan fokus pada upaya membekali peternak skala kecil dan menengah di Indonesia dengan pengetahuan serta perangkat yang dibutuhkan.
Gardner menuturkan program ini dirancang agar dapat disampaikan melalui berbagai platform, tidak hanya di ruang kelas, tetapi juga melalui sarana elektronik. Demikian juga akan tersedia dalam bentuk video pelatihan yang dapat diakses kapan saja oleh para peserta.
“Kami bekerja sama dengan Kementerian Pertanian untuk menayangkannya di situs web mereka. Kami akan memiliki situs web sehingga acara ini tidak akan berlangsung satu kali saja dan akan berlangsung selama beberapa tahun ke depan,” jelasnya.
Gardner mengatakan, program pelatihan pertama pada proyek ini akan berlangsung pada 7-9 Januari 2025 mendatang di Institut Pertanian Bogor (IPB). [SP-02]
Leave a Reply