Pemuda di Sukabumi Olah Limbah Singkong Jadi Gaplek untuk Pakan Ternak

Ari Riansyah memproduksi gaplek pakan ternak.

SUKABUMI, SP – Kebutuhan gaplek (singkong yang dikeringkan) untuk pakan ternak bisa dioptimalkan dari limbah hasil panen singkong di kebun. Ini bisa menjadi peluang usaha bagi generasi muda dan meningkatkan nilai tambah bagi para petani di perdesaan.

Hal itu disampaikan Ari Riansyah, petani muda di Sukabumi, Jawa Barat, yang memproduksi gaplek untuk pakan ternak. Ari juga merupakan salah satu peserta Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) yang mendorong minat pemuda pada sektor pertanian.

Ari mengatakan dia bersama para mitra tani memanfaatkan singkong-singkong kecil (afkir atau limbah) yang biasanya tidak disertakan dalam panen umbi yang besar. Sisa panen singkong tersebut dikumpulkan, dicacah dan dikeringkan hingga kadar air 13-14%. “Kami kumpulkan singkong kecil-kecil yang selama ini dibiarkan di kebun, kemudian dicacah dan dikeringkan. Setelah banyak lalu dijual ke pabrik pakan ternak,” kata Ari yang mendapat predikat Petani Milenial/Andalan Berprestasi dari Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian pada akhir Desember 2023 lalu.

Penegasan Ari tersebut juga disampaikan ketika menjadi pembicara dalam webinar yang digelar Masyarakat Singkong Indonesia (MSI), Kamis (29/2/2024). Gaplek yang diproduksi Ari mencapai 80-100 ton per bulan. Ini berarti dalam sepekan sekitar 25 ton gaplek yang dihasilkan dan semuanya terjual ke pabrik pakan ternak. “Setelah pengeringan dan kadar airnya sesuai kualifikasi pabrik, maka gaplek sudah siap dikirim menjadi campuran pakan ternak. Adapun pabrik pakan yang dikirim tersebar di Jawa Barat dan Lampung,” jelasnya.

Dikatakan, untuk memenuhi kebutuhan singkong afkir, Ari juga membina sekitar 20 mitra pengumpul (pengepul) singkong yang tersebar di tiga wilayah kecamatan. Para mitra ini biasanya bekerja sama dengan para pemilik singkong atau pekerja kebun untuk memungut singkong afkir tersebut. Pemanfaatan singkong limbah ini bisa menjadi tambahan pendapatan bagi pemilik ataupun pekerja yang memanen singkong.

“Tentu harga cukup bersaing dan ini bisa menjadi pendapatan tambahan karena selama ini belum dioptimalkan. Semua bagian singkong mempunyai manfaat, dari akar hingga daun,” kata Ari.
Seperti diketahui, Sukabumi merupakan salah satu sentra produksi singkong di Jawa Barat. Singkong dari Sukabumi tersebut biasanya diolah menjadi tepung tapioka, keripik, dan konsumsi langsung hingga berbagai olahan lainnya.

Salah satu kendala yang dihadapi adalah ketersediaan benih/bibit unggul agar produktivitas singkong bisa lebih tinggi. Untuk itu, MSI mendorong pemanfaatan benih singkong yang bersertifikasi agar ada jaminan mutu dan produktivitas. Pada tahun 2022 lalu, MSI yang difasilitasi Dirjen Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian bersama Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Tanaman Pangan dan Hortikultura, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, telah mensertifikasi benih lokal yang dikenal dengan singkong mangu.

Jadi, MSI melalui PT Sejahtera Bersama Singkong (SBS) sudah bisa melayani permintaan benih bersertifikasi secara rutin. Sertifikasi benih sangat penting karena selama ini belum digunakan dengan baik dan benar atau dengan kata lain bahwa selama ini pemanfaatan benih atau bibit singkong belum memenuhi standar dan sertifikasi yang benar.

Seperti diketahui, Peraturan Menteri Pertanian No. 12 tahun 2018 menyebutkan bahwa tujuan benih bersertifikat adalah menjamin ketersediaan benih secara berkesinambungan, menjamin kebenaran jenis, varietas, dan mutu benih yang diproduksi. Selain itu, menjamin kesesuaian mutu benih yang beredar, mempercepat sosialisasi dan pemanfaatan teknologi varietas kepada pengguna; dan memberikan kepastian usaha bagi produsen dan pengedar benih.

Sebagaimana ditulis dalam laman https://tanamanpangan.pertanian.go.id, disebutkan varietas lokal ubi kayu yang sudah dilakukan pelepasan adalah di Banjarnegara varietas Lanting, Sukabumi varietas Manggu, dan Gunung Kidul varietas Gatotkaca. [PR/SP-3]

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*