Butuh Dukungan, UMKM Ini Bisa Memberdayakan Warga Tanah Sareal – Bogor

Sonny memantau persiapan lahan untuk tahap awal rumah produksi usahanya di Bogor. (SP)

BOGOR, SP – Musibah tidak bisa dibendung, tetapi tekad untuk bangkit dari keterpurukan terus tertanam dalam sosok Sonny Febrianto. Mesin dan sejumlah alat produksinya ludes terbakar di lantai dua rumah produksi di kawasan Kencana, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat. Usaha yang dirintis bersama keluarganya pun nyaris tumbang dan sempat membuat dirinya syok karena tidak kuasa menghadapi cobaan tersebut.

“Nyaris tidak percaya Mas. Untuk melangkah saat ini pun seperti masih ada trauma,” ujar Sonny dengan suara lirih ketika ditemui SP, belum lama ini.

Sonny dan keluarga sudah cukup lama menjadi produsen dan pemasok sejumlah aksesories handphone (HP) serta perangkat sejenis, seperti display pajangan acrylic, tatakan HP, dan kartu perdana. Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang dikembangkannya bisa dikatakan sebagai home industry yang menjadi motor pemberdayaan di wilayahnya. Setidaknya sudah bisa menghidupi sekitar 30-40 warga di seputaran Kencana.

“Ada tujuh kepala keluarga (KK) yang menjadi mitra dan bekerja dalam usaha ini. Selain sedih karena usaha berhenti dan alat-alat produksi ludes, tetapi juga kepikiran warga atau keluarga yang sangat setia membantu produksi selama ini pun kehilangan pendapatan,” ujarnya.

Contoh produk acrylic yang dihasilkan Sonny Febrianto (SP)

Saat ditemui, Sonny perlahan-lahan menunjukkan tekadnya untuk merintis kembali usahanya. Dia berharap sejumlah pasar yang sudah dibina selama ini bisa kembali aktif. Adapun produksinya dikirim ke sejumlah pusat perdagangan HP di Jakarta dan Bogor, seperti ITC Roxy Mas, ITC Cempaka Mas, Cililitan, Plaza Jambu Dua Bogor hingga sejumlah sentra penjualan HP Jabodetabek. Tekad Sonny Bersama istri sudah bulat untuk bangkit lagi. Namun, ada sejumlah kendala yang dihadapinya.

“Paling utama ya modal dan peralatan produksi. Kami sangat berharap ada yang mau membantu. Selain kami, juga usaha ini bisa menghidupi banyak orang,” kata pria kelahiran Yogyakarta.

Saat ini, Sonny tengah membangun kembali rumah produksinya yang baru di lahan milik keluarga. Sejumlah bahan bangunan sudah mulai dicicil dengan segala keterbatasannya.

Selain Sonny, kondisi yang sama juga dialami Sudirman, warga RW02 Kelurahan Cibadak, Tanah Sareal, Kota Bogor. Sudirman bersama keluarganya adalah penjahit mini konveksi yang melayani orderan yang cukup banyak dalam skala menengah. Mulai dari celana kantor, seragam sekolah, jaket, kebaya, atau pakaian-pakaian lainnya.

Sudirman tengah membersihkan mesin jahit miliknya. (SP)

Setelah saudaranya tertimpa sakit (stroke), usaha mereka pun terseok-seok karena kendala modal dan semakin minim pesanan yang diterima. Padahal, dengan empat mesin jahitnya, Sudirman selalu dibantu oleh 6 karyawannya.

“Sejak saudara saya sakit, kami kesulitan operasional. Bantuan modal sangat diperlukan, tetapi kami tidak tahu harus kemana,” ujarnya.

Sonny dan Sudirman adalah dua sosok dari wirausahawan yang patut dan harus dibantu. Mereka bukanlah pemain baru yang sedang menjajaki produk dan pasar, tetapi hanya butuh sentuhan permodalan serta manajemen kerja yang terukur.

Heriyanto Soba, salah satu penggerak UMKM di Bogor, terus mendorong berbagai pihak agar bisa memberikan bantuan atau pendampingan yang efektif sehingga berdampak besar bagi masyarakat.

“Kita perlu perintis atau pejuang-pejuang UMKM seperti Sonny dan Sudirman karena mempunyai efek bola salju bagi masyarakat sekitar,” kata Heriyanto yang juga Ketua Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) Bogor Raya.

MSI sendiri sudah mendampingi sejumlah warga, terutama kaum ibu, untuk meningkatkan olahan pangan lokal yang bisa menopang pendapatan keluarga. MSI Bogor Raya juga memberi apreasi atas upaya Wakil Ketua DPRD Kota Bogor Dadang Danubrata yang belum lama ini memperjuangkan peningkatan anggaran bagi UMKM pada APBD di tahun 2024 mendatang. [SP/CR-1]

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*