
Manokwari, SP – Pemerintah daerah diharapkan mengalokasikan anggaran pendidikan afirmasi untuk memberdayakan sekolah di Tanah Papua. Biaya afirmasi pendidikan ke luar daerah cukup besar namun kualitas belajar dinilai sama dengan yang ada di Papua dan Papua Barat.
Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) Swasta Katolik Villanova Manokwari, Papua Barat, Pastor Stevanus Alo OSA, menjelaskan bahwa pemanfaatan biaya afirmasi pendidikan harus lebih dioptimalkan. Apalagi, biaya yang sudah dikeluarkan dan sedang dialokasikan cukup besar.
“Salah satunya dengan memberdayakan tenaga kependidikan, sistem manajemen sekolah dan fasilitas. Daripada biayanya digunakan untuk afirmasi tetapi hasilnya kita tidak pernah tahu seperti apa,” ucap Stevanus di Manokwari, Kamis, seperti ditulis Antara.
Seperti diketahui biaya afirmasi merupakan salah satu program beasiswa yang mengirimkan pelajar/mahasiswa sekolah/kuliah di luar Papua dan Papua Barat.
Stevanus menilai, biaya afirmasi pendidikan ke luar daerah cukup besar namun kualitas belajar dinilai sama dengan yang ada di Papua. Jika pemerintah daerah jeli dan punya wawasan refleksi dan analisis yang bagus, pemberdayaan seluruh sekolah di Tanah Papua khususnya Papua Barat dapat dilakukan.
“Saya harapkan setiap pemerintah kabupaten bisa memperhatikan itu. Saya adalah salah satu orang yang kurang setuju dengan afirmasi,” ujarnya.
Dia menjelaskan, afirmasi boleh dilakukan jika menyangkut dengan perguruan tinggi sebab masih banyak jurusan yang tidak ada di universitas-universitas yang ada di Papua. Tetapi menurutnya afirmasi untuk SMP dan SMA tidak perlu dilakukan.
“Seharusnya di Papua saja yang diberdayakan karena pendidikan di Papua juga bagus. Apalagi kemarin anak-anak kita bisa buktikan juarai kompetisi internasional dan mengharumkan nama daerah. Itu harus jadi refleksi pemerintah,” jelas Stevanus.
Dikatakan, semua anak sudah punya dasar yang bagus dan mampu berkembang lebih baik. Hanya saja para guru yang mengajar dan mendidik harus mampu mengembangkannya ke arah lebih baik. Misalnya anak-anak mau meneliti biologi, bisa sekolah dibantu dengan pengadaan mikroskop atau alat lain termasuk laboratorium dan perpustakaan. Itu lebih diperlukan. “Soal anak itu dia mau lebih baik itu urusan kami sebagai guru. Kalau mereka membutuhkan fasilitas, itu (jadi urusan) pemerintah,” katanya.
Secara terpisah, sekolah di wilayah Distrik Mayamuk dan Aimas Kabupaten Sorong, Papua Barat, memberi apresiasi kepada perusahaan gas Petrogas (Basin) Ltd dan SKK Migas yang mendukung peningkatan kualitas dan mutu pendidikan daerah tersebut.
Kepala Sekolah SMP Negeri 20 Distrik Mayamuk, Siska Safisa belum lama ini mengatakan perusahaan gas Petrogas (Basin) Ltd yang beroperasi di daerah tersebut serta SKK Migas membantu peralatan laboratorium ilmu pengetahuan alam (IPA) berupa mikroskop, model tengkorak manusia, neraca badan, papan bedah, gelas ukur, gelas kimia, tabung elemeyer, dan kaca pembesar.
“Peralatan ini sangat membantu siswa dalam memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari, serta membantu proses pembelajaran menjadi lebih efektif,” katanya.
Kepala Sekolah SMP Negeri 26 Distrik Aimas, David Maniburi juga memberikan apresiasi yang sama terkait peralatan laboratorium yang sudah dibantu. [SP-01]
Leave a Reply