
BITUNG, SP – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengembangkan Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bitung jadi lokasi eco fishing port untuk mengawal implementasi penangkapan ikan terukur (PIT) di zona 2 yang meliputi wilayah pengelolaan perikanan (WPP) 716 dan 717, serta zona 3 (WPP 715, 718 dan 714).
Plt Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Lotharia Latif seperti dikutip dari laman resmi kkp.go.id, Jumat (15/8/2025), mengatakan pengembangan infrastruktur pelabuhan perikanan menjadi salah satu langkah strategis mendukung pelaksanaan PIT. Tidak hanya fasilitasnya, pengembangan sistem informasi, sistem manajemen ISO dan kapasitas SDM juga turut ditingkatkan.
“PPS Bitung akan menjadi pelabuhan perikanan modern yang berwawasan lingkungan, terintegrasi dan akan menjadi perluasan akses pasar internasional bagi produk perikanan lokal,” ujar Latif dalam siaran resmi KKP di Jakarta, Rabu (13/8/2025).
Direktur Kepelabuhanan Perikanan Ady Candra menyebutkan dengan konsep eco fishing port, fasilitas di pelabuhan perikanan memberikan pelayanan optimal. Selain itu menerapkan standar ketertelusuran hasil tangkapan ikan, dan mutu guna menunjang kelancaran ekspor.
Operasional PPS Bitung pada tahun 2023 menampung 1.048 unit kapal perikanan dengan produktivitas 54.000 ton/tahun. Selain itu juga dapat menyerap 9.200 orang tenaga kerja dengan estimasi nilai PNBP sebesar Rp 32 miliar. Dengan pengembangan eco fishing port, PPS Bitung dapat menampung hingga 1.600 unit kapal perikanan dan meningkatkan produktivitas mencapai 92.000 ton/tahun. Sedangkan penyerapan tenaga kerja mencapai 18.000 orang dengan estimasi perolehan PNBP sebesar Rp 82,5 miliar.
Secara terpisah, Universitas Padjadjaran (Unpad) menjalin kerja sama strategis dengan PT Agrinas Jaladri Nusantara Nusantara (Persero) melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) bersama. Naskah ditandatangani Rektor Unpad Prof. Arief S Kartasasmita bersama Direktur Utama PT Agrinas Jaladri Nusantara (Persero) Kharisma Febriansyah.
Arief S Kartasasmita menyampaikan kerja sama ini merupakan salah satu bentuk implementasi ilmu mendukung pemerintah, khususnya terkait maritim dan kekayaan laut. “Kami ingin apa yang ada di Unpad ini dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Tentu kami tidak bisa melakukannya sendiri, oleh karenanya ada kesempatan untuk menandatangani nota kesepahaman antara Unpad dan PT Agrinas Jaladri Nusantara,” ujarnya dalam unpad.ac.id.
Sedangkan Kharisma Febriansyah menyampaikan kerja sama strategis ini merupakan satu langkah awal dalam pengembangan perikanan yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Kharisma berharap, kerja sama ini tidak hanya terjalin dengan FPIK Unpad saja, tetapi juga dapat bersinergi dengan fakultas lainnya yang ada di Unpad. Pihaknya membuka kesempatan bagi mahasiswa Unpad untuk mengembangkan diri lewat program magang dan pengabdian kepada masyarakat. [PR/SP]
Leave a Reply