BRASILIA, SP – Polisi Brasil berkumpul di sebuah kamp pendukung mantan Presiden sayap kanan Jair Bolsonaro di Brasilia, Ibu Kota negara itu, Senin (9/1/2023), sehari setelah perusuh melancarkan serangan terhadap kantor-kantor pemerintah sejak kembali ke demokrasi pada 1980-an.
Setelah ribuan pendukung Bolsonaro menyerbu Kongres, Mahkamah Agung, dan Istana Kepresidenan, Minggu (8/1/2023), ratusan polisi dengan perlengkapan anti huru-hara dan beberapa menunggang kuda dikerahkan di kamp pro-Bolsonaro di luar markas tentara Brasilia. Sementara tentara di daerah itu mundur.
Presiden Brazil, Luiz Inacio Lula da Silva, saingan sayap kiri Bolsonaro yang mulai menjabat pada 1 Januari 2023 setelah kemenangan tipis pada pemilihan Oktober 2023, berjanji akan memproses para perusuh secara hukum, setelah para perusuh memecahkan jendela dan perabotan, menghancurkan lukisan dan mencuri senjata dan artefak.
Lula, yang kembali bekerja di Istana Kepresidenan Planalto, berencana untuk bertemu dengan menteri pertahanan dan komandan angkatan bersenjatanya untuk membahas serangan yang mengingatkan pada serangan di US Capitol dua tahun lalu oleh para pendukung mantan Presiden Donald Trump.
Presiden AS Joe Biden bersama para pemimpin dunia lainnya mengutuk kerusuhan di Brazil itu dan menyebut mereka “keterlaluan”. Sementara Bolsonaro yang sekarang berada di Florida membantah menghasut para pendukungnya dan mengatakan para perusuh telah melewati batas.
Pengemudi truk Pro-Bolsonaro, yang telah menyebabkan kekacauan di jalan raya Brasil selama berminggu-minggu, mengadakan lebih banyak protes sepanjang malam.
Hakim Agung Alexandre de Moraes memerintahkan agar Gubernur Brasilia dicopot dari jabatannya karena diduga gagal mengamankan daerahnya. Selain itu, Moraes juga menuntut agar platform media sosial Facebook, Twitter, dan TikTok memblokir akun pengguna yang menyebarkan propaganda anti-demokrasi.
Induk Facebook Meta (META.O) mengatakan pada hari Senin bahwa mereka menghapus konten yang mendukung atau memuji tindakan akhir pekan tersebut. Telegram, TikTok, Twitter, dan YouTube tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Serangan yang Fasis
Lula, mantan pengurus serikat yang juga presiden dari 2003 hingga 2010, mengatakan pasukan polisi militer lokal yang melapor kepada Gubernur Brasilia Ibaneis Rocha, mantan sekutu Bolsonaro, tidak melakukan apa pun untuk menghentikan para pendukungnya.
Lula memutuskan intervensi federal atas keamanan publik di Ibu Kota dan menjanjikan menghukum berat bagi para pemimpin serangan “fasis” yang bertujuan memprovokasi kudeta militer yang dapat mengembalikan Bolsonaro ke tampuk kekuasaan. “Semua orang yang melakukan ini akan dihukum,” kata Lula kepada wartawan dari Negara Bagian Sao Paulo.
Dia menyalahkan Bolsonaro karena mengobarkan semangat para pendukungnya setelah kampanye tuduhan tak berdasar tentang kecurangan pemilu setelah berakhirnya pemerintahannya yang ditandai dengan populisme nasionalis yang memecah belah.
Dari Florida, tempat Bolsonaro menolak dengan tuduhan itu. Dia mengatakan di Twitter bahwa demonstrasi damai itu demokratis tetapi invasi gedung-gedung pemerintah melewati batas.
Serangan itu menimbulkan pertanyaan di antara sekutu Lula tentang bagaimana pasukan keamanan di Ibu Kota begitu tidak siap menghadapi perusuh yang telah mendiskusikan rencana mereka di media sosial selama berhari-hari.
Pendudukan gedung-gedung pemerintah telah direncanakan setidaknya selama dua minggu oleh para pendukung Bolsonaro dalam kelompok-kelompok di platform perpesanan seperti Telegram dan Twitter, namun tidak ada langkah pencegahan dari pihak keamanan untuk itu yang disebut oleh satu kelompok “perebutan kekuasaan”.
Polisi merebut kembali gedung-gedung publik yang rusak di Ibukota setelah tiga jam dan membubarkan massa dengan gas air mata.
Menteri Kehakiman Flavio Dino mengatakan 200 pengunjuk rasa telah ditangkap, meski jumlah itu diperkirakan akan bertambah.
Dino mengatakan penyelidikan bertujuan untuk mengungkap siapa yang membiayai beberapa ratus bus yang membawa pendukung Bolsonaro ke Brasilia dan menanyai gubernur Brasilia yang diskors.
Bolsonaro menghadapi risiko hukum dari beberapa penyelidikan di hadapan Mahkamah Agung di Brasil dan masa depannya di Amerika Serikat, di mana dia bepergian dengan visa yang dikeluarkan hanya untuk presiden yang menjabat, dipertanyakan.
“Bolsonaro seharusnya tidak berada di Florida,” kata Anggota Kongres Demokrat Joaquin Castro. “Amerika Serikat seharusnya tidak menjadi tempat perlindungan bagi otoriter yang telah mengilhami terorisme domestik di Brasil. Dia harus dikirim kembali ke Brasil”. [Reuters/EH]
Leave a Reply