OS Selnajaya Sosialisasi Bekerja sebagai Perawat Lansia di Jepang

JAKARTA, SP – PT OS Selnajaya Indonesia (OS Selnajaya) mengadakan Sosialisasi Online tentang Cara Bekerja ke Jepang sebagai Caregiver (Perawat Lansia) melalui skema specified skill worker (SSW), Kamis (10/11/2022).

Acara ini diselenggarakan OS Selnajaya bekerja sama dengan SMS Career Co., Ltd Jepang, dan didukung sepenuhnya oleh Kementerian Kesehatan (Kemkes), Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) dan Kesejahteraan (MHLW) Jepang.

Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, OS Selnajaya dipercaya sebagai satu-satunya penyelenggara sosialisasi di Indonesia. Tahun ini, SMKN 28 Jakarta dan SMK Mulia Karya Husada Jakarta turut bergabung dalam sosialisasi online tersebut. Demikian juga beberapa institusi pendidikan yang lain yang bergabung secara online.

Pada sosialisasi tersebut, dikupas tuntas tentang bagaimana cara bekerja di Jepang sebagai perawat lansia melalui skema specific skilled worker (SSW), apa saja persiapan yang harus dilakukan serta persyaratan yang harus dilengkapi.

Selain itu, juga pengenalan budaya dan kehidupan di Jepang. Bergabung juga dalam sosialisasi tersebut, dua perawat lansia dari Indonesia, Monica dan Darmanila (Nila), serta perawat dari Jepang dan Filipina.

Monica, salah satu Perawat Lansia dari Indonesia yang bekerja di Prefektur Nagano, menyampaikan bahwa pada awal masuk ke Jepang, dirinya sangat kaget (shock) karena perbedaan budaya, antara lain lingkungan yang lebih bersih dan perilaku disiplin di Jepang. “Dengan sendirinya dan seiring waktu, saya terbawa untuk berperilaku bersih dan disiplin”, ungkap Monica dalam testimoninya.

Terkait kegiatan keseharian, Monica menyampaikan bahwa dirinya memberikan bantuan pada kegiatan lansia antara lain bangun tidur, mandi & ke toilet, makan dan minum termasuk snack, serta bantuan rekreasi seperti olahraga, menyanyi, maupun fun game. “Termasuk membuat dan menyampaikan laporan terkait dengan kesehatan dan keselamatan lansia (pasien)”, imbuh Monica.

Bagi Monica, ketika melihat pasien tersenyum, semakin membuatnya bahagia dan bangga sebagai perawat lansia. “Seperti melihat orang tua sendiri, tersenyum”, ungkap Monica bangga. Namun demikian, bukan berarti bekerja sebagai perawat lansia, tidak ada masalah. Layaknya pekerjaan yang lain, sebagai perawat lansia juga ada kendala dan hambatannya. Bahasa menjadi salah satu kendala dalam berkomunikasi, apalagi di Jepang juga ada beberapa dialek. Tapi bagi Monica, selalu tetap ada solusi dengan sering bertanya kepada yang lebih memahami dan berpengalaman. “Saya tidak malu bertanya kepada yang lebih faham dan berpengalaman” tambah Monica.

Hal yang sama juga dirasakan oleh Darmanila (Nila), perawat lansia sejak 2018, yang saat ini telah bersertifikat nasional Jepang, yang bekerja di Prefektur Okayama.

Motivasi yang kuat, dan ketertarikan mendalami  dunia gerontic di negara maju seperti Jepang, menjadi kekuatan tersendiri untuk menghadapi berbagai kendala dan hambatan termasuk Bahasa Jepang.

“Saya mentargetkan untuk belajar bahasa Jepang minimal dua jam dalam sehari. Awalnya berat dan ribet, tetapi akhirnya menjadi kebiasaan”, ungkap Nila memotivasi peserta sosialisasi. “Alhamdulillaah, sekarang sudah bersertifikat level N2 (satu tingkat dibawah level tertinggi, N1)”, ujarnya bangga.

Perihal Bahasa Jepang menjadi kendala dalam komunikasi juga dibenarkan oleh Takematsu, perawat lansia asli Jepang. Namun dalam berkomunikasi dengan pekerja asing, dirinya membiasakan untuk menyederhanakan kosa kata, lebih pelan-pelan dalam berbicara, maupun menerjemahkan dengan aplikasi penerjemah. “Dengan cara tersebut, komunikasi tetap dapat berjalan”, ungkap Takematsu.

Yoshihisa Oikawa mewakili Social Welfare and War Victims’ Relief Bureau, Ministry of Health, Labour and Welfare (MHLW) Jepang, mengajak pemuda/pemudi Indonesia untuk aktif mengambil kesempatan berkarir di Jepang sebagai perawat lansia. “Jepang lebih mengharapkan dan mengutumakan tenaga dari Indonesia.

Pemuda pemudi Indonesia harus mengambil peluang ini” ungkap Oikawa. Lembaganya akan menyiapkan berbagai dukungan, agar pekerja asing termasuk dari Indonesia merasa lebih nyaman bekerja di Jepang. “Kami menunggu anda semua hadir dan bekerja di Jepang”, lanjut Oikawa penuh harap.

Secara terpisah, Satoshi Miyajima, selaku Presiden Direktur PT OS Selnajaya Indonesia mengungkapkan bahwa pihaknya bangga menyelenggarakan kegiatan yang memberikan gambaran tentang kehidupan kerja sebagai Perawat Lansia di Jepang, termasuk apa saja yang menjadi daya tarik Jepang, berikut gambaran tentang kondisi dan lingkungan kerja di Jepang.

“Sosialisasi ini sangat penting bagi calon peserta yang betul-betul ingin berkarir di Jepang sebagai Perawat Lansia. Di Jepang, Perawat Lansia merupakan profesi mulia yang membanggakan dan membahagiakan”, pungkas Miyajima.

Adanya sosialisasi tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran tentang adanya peluang dan kesempatan kerja untuk SDM Indonesia khusus nya di bidang kesehatan dan hospitality. “Sebagai perusahaan yang fokus pada pengembangan kualitas SDM, OS Selnajaya tidak hanya menyediakan program pelatihan bahasa Jepang dan keterampilan teknis perawat lansia, namun dirinya akan terus berkontribusi memfasilitasi SDM potensial dari Indonesia untuk dapat berkarir di Jepang, sehingga SDM tersebut dapat bekerja dengan aman dan nyaman, dan pada akhirnya dapat memberikan dampak positif pada saat mereka kembali ke Indonesia”, imbuh Miyajima. [EH]

 

 

 

      

 

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*