Gerakan Buruh Tanpa Berjudul

Timboel Siregar

Oleh: Timboel Siregar

NEGARA kita masih lebih baik dari negara kebanyakan. Pertumbuhan ekonomi kita masih bisa 5% lebih walaupun inflasi juga tinggi yang membuat pertumbuhan ekonomi kurang berkualitas.

Upah buruh semakin tergerus, naik rata-rata 1.09% dihantam inflasi 4.94% (yoy) atau inflasi januari sampai juli 2022 sebesar 3.83%.

Diperkirakan, sampai Desember (5 bulan ke depan) inflasi bisa mencapai 5% lebih, sebuah angka inflasi yang lebih tinggi dari asumsi inflasi di APBN 2022 yaitu plus minus 3%. Kemungkinan inflasi lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi.

Kalau pertumbuhan ekonomi lebih rendah dari inflasi maka angka inflasi yang akan dipakai untuk menentukan kenaikan upah minimum di 2023. Rasio (BA – UM Eksisting)/(BA – BB) relatif kecil maka persentase kenaikan upah minimum 2023 akan menyerupai kenaikan 2022, malah bisa lebih kecil.

Sebentar lagi UM 2023 mau dihitung, untuk ditetapkan di november 2022. Data-data untuk menghitung kenaikan UM sepertiĀ  konsumsi per kapita, jumlah anggota keluarga, jumlah anggota keluarga yang bekerja masih ditunggu. Tapi data data tsb diperkirakan hanya melehitimasi kenaikan UM 2023 yang tetap lebih rendah dari tinglat inflasi yang ada.

BSU 2022 sampai saat ini belum cair, padahal BSU bisa membantu daya beli buruh, asal tepat sasaran. Janji demi janji disampaikan Menaker, tapi hingga saat ini belum cair juga. Menaker tdk pernah mengungkap kenapa belum cair. Anggaran BSU 2022 sebesar Rp.8.8 Triliun sudah diketok sebagai bahian dari APBN 2022.

Suara buruh tentang kenaikan UM 2023 belum terdengar, seperti senyapnya suara buruh tentang BSU. Mungkin lagi sibuk mendaftar di KPU, mungkin sibuk bicara G20, mungkin sibuk bicara putusan TUN, atau sibuk lainnya.

Buat apa ngomongin G20 yang mengkampanyekan INKLUSI kalau Pemerintah saja tidak pernah mau berunding soal kenaikan upah, Pemerintah tidak serius merevisi UU CK menindaklanjuti Putusan MK, Pemerintah lemah dalam penegakkan hukum, Pemerintah hanya janji janji saja.

Tulisan berjudul “Tanpa Judul” karena gerakan buruh saat ini memang tidak berjudul. [Penulis adalah Sekjen Opsi]

 

 

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*