JAKARTA, SP – Hannover Messe 2022 resmi dibuka pada 29 Mei 2022 sebagai penanda dimulainya pameran teknologi industri terbesar di dunia, yang akan berlangsung pada 30 Mei hingga 2 Juni 2022.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita hadir dalam Opening Ceremony pameran tersebut. Pada 2023, Indonesia akan kembali menjadi Partner Country Hannover Messe 2023, setelah sebelumnya merupakan Partner Country pada Hannover Messe 2021: Digital Edition.
Dalam rangkaian acara tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bersama Menteri Perindustrian berkesempatan melakukan pertemuan bilateral dengan Wakil Kanselir Jerman Mr. Robert Habeck. Pertemuan tersebut membahas berbagai isu untuk penguatan hubungan bilateral ke depannya, di antaranya terkait dengan energy transition and climate mitigation, pembentukan Joint Economic Committee, serta pengembangan industri digital atau digitalisasi.
“Dalam kaitannya dengan energi terbarukan, Indonesia sebagai produsen crude palm oil terbesar di dunia mulai melirik potensi CPO sebagai sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan. Indonesia yang juga memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, yaitu 21 juta ton sehingga merupakan negara prospektif dalam bisnis otomotif dan strategis untuk menjadi produsen lithium dunia,” kata Menteri Perindustrian di Jerman, Minggu waktu setempat (29/5/2022).
Pada kesempatan ini, Habeck mendorong Indonesia agar dapat meningkatkan energy mix dengan energi terbarukan serta menawarkan kerja sama dalam pengembangan teknologi solar. “Kami menyambut baik dan mengundang Jerman untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi Solar PV dan pengembangan produksi green hydrogen dengan bahan baku air,” jelas Agus.
Membahas pengembangan Industri 4.0, Indonesia optimistis kemajuan penerapan industri 4.0 dapat mewujudkan visi besar menjadikan Indonesia mencapai peringkat 10 besar ekonomi dunia pada 2030. Aspirasi ini tertuang dalam peta jalan Making Indonesia 4.0.
Menperin menjelaskan, peta jalan Making Indonesia 4.0 merupakan inisiatif strategi sekaligus menjadi agenda nasional, yang salah satu tujuannya untuk merevitalisasi sektor manufaktur nasional melalui pemanfaatan teknologi industri 4.0. “Langkah ini diyakini membuat produksi industri semakin efisien dan berkualitas sehingga bisa lebih berdaya saing global,” ujarnya.
Dalam rangka meningkatkan tingkat adopsi industri 4.0, Kementerian Perindustrian mendirikan Pusat Inovasi dan Pengembangan SDM Industri (PIDI4.0) untuk membantu industri di Indonesia bertransformasi menuju industri 4.0.
Terkait hal tersebut, Indonesia dan Jerman telah menjalin kerja sama di bawah Perjanjian Kerja Sama Sustainable Economic Development through Technical and Vocational Education and Training (SED-TVET) dan Inclusive Sustainable Economic Development (ISED) yang bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan vokasi di Indonesia dan memberikan technical assistance untuk digital transformation.
“Saya berharap melalui kerja sama antara Indonesia dan Jerman, perusahaan-perusahaan Jerman, khususnya di bidang digital dan otomasi, dapat masuk ke Indonesia dan berkerja sama dengan pelaku industri di dalam negeri untuk semakin mengakselerasi penerapan industri 4.0 di Indonesia,” tutup Menteri Perindustrian. [EH]
Leave a Reply