JAKARTA, SP – Pemerintah telah resmi menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi Pertamax menjadi Rp 12.500 per liter pada 1 April 2022. Tidak hanya itu, pemerintah juga membuka peluang akan menaikan harga BBM lainya seperti Pertalite dan juga gas elpji 3 kilogram pada tahun ini.
Pasalnya, krisis geopolitik yang terus berkembang sampai saat ini mengakibatkan harga minyak dunia melambung tinggi di atas US$ 100 per barel. Hal ini pun mendorong harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) per 24 Maret 2022 tercatat US$ 114,55 per barel atau melonjak hingga lebih dari 56% dari periode Desember 2021 yang sebesar US$73,36 per barel.
Menanggapi hal itu, anggota Komisi VI DPR Rudi Hartono Bangun mengungkapkan kebijakan ini memang sulit dihindarkan. Hal itu terjadi akibat kelangkaan minyak mentah karena konflik Rusia-Ukraina serta kelangkaan minyak nabati.
“Sulit dipungkiri jika memang ini memberatkan, tapi kelangkaan dari pada crude oil karena perang, Ukraina dengan Rusia. Kemudian kelangkaan sekarang juga sunflower karena tidak bisa impor atau ekspor dari Ukraina. Dan juga sanksi (ke Rusia) itu membuat masalah dunia, ya membuat memang harus dilakukan (kenaikan bbm),” jelas Rudi kepada wartawan, Jumat (1/4/2022).
“Secara bisnis kenaikan harga BBM itu sangat wajar dan memang mau tidak mau harus dilakukan karena kondisinya saat ini harga bahan baku yakni minyak mentah sedang naik drastis. Ini juga untuk menjamin kesehatan keuangan PT Pertamina (Persero) dalam menjalankan penugasan pemerintah,” sambungnya.
Meski naik, Rudi juga meminta agar hak jatah subsidi rakyat kecil tak dihilangkan. Pasalnya, kenaikan BBM pasti akan menyebabkan lonjakan pada harga kebutuhan pokok.
“Pemerintah juga perlu untuk menjaga kestabilan harga komoditas pangan tertutama kebutuhan pokok untuk masyarakat. Soalnya, yang sudah-sudah jika BBM naik harga kebutuhan pokok pasti ikut melonjak. Kalau tak bisa dijaga kasihan rakyat kecil yang makin tercekik,” ungkap politikus NasDem ini.
Sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan sinyal kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite hingga gas LPG 3 kilogram.
“Overall (secara keseluruhan) akan terjadi (kenaikan) nanti Pertamax, Pertalite, kalau Premium belum. Juga gas yang 3 kg (akan naik). Jadi bertahap, 1 April, nanti Juli, bulan September, itu nanti bertahap akan dilakukan oleh pemerintah,” kata Menko Luhut Pandjaitan ditemui usai meninjau Depo LRT Jabodebek di Jatimulya, Bekasi Timur, Jumat (1/4).
Menko Luhut mengatakan pemerintah akan melakukan perhitungan dengan cermat dan melakukan sosialisasi terkait rencana kenaikan tersebut. Meski demikian, ia tak menjelaskan lebih lanjut soal rencana tersebut.
Kondisi yang ada pun, lanjut Luhut, akan menyebabkan harga BBM harus dinaikkan. Begitu pula dengan harga LPG 3 kg. Namun, penyesuaian harga akan dilakukan bertahap. Jatah subsidi untuk rakyat kecil juga dipastikan tidak akan dihilangkan.
“Semua akan naik, nggak ada yang nggak akan naik itu. Jadi hanya bertahap kita lakukan. Ada yang disubsidi, masih tetap yang untuk rakyat kecil, seperti misalnya LPG 3 kg dari 2007 tidak naik harganya kan tidak fair,” imbuh Menko Luhut Pandjaitan. [EH]
Leave a Reply