Fokus Satgas dan Imbal Dagang, Indonesia Tingkatkan Kerja Sama dengan Kuwait dan Qatar

Pelaku usaha Indonesia bersama Menteri Luar Negeri Retno Marsudi membahas potensi Timur Tengah (ist)
Pelaku usaha Indonesia bersama Menteri Luar Negeri Retno Marsudi membahas potensi Timur Tengah (Ist)

Jakarta, SP – Para praktisi dan pelaku usaha dari Indonesia baru saja menggelar dialog bisnis dengan berbagai pihak di Qatar dan Kuwait. Adapun tindak lanjutnya membuat task force (satuan tugas/ satgas) dan mendorong imbal dagang dengan kedua negara tersebut.

Demikian disampaikan Hendra Hartono Turman selaku Presiden Indonesia-Qatar Business Council (IQBC) dan juga Presiden Indonesia-Kuwait Business Council (IKBC) di Jakarta, Selasa (22/3/2022).

Dikatakan, Qatar dan Kuwait adalah dua negara di kawasan Timur Tengah yang punya hubungan baik dengan Indonesia. Demikian juga kerja sama ekonomi dan perdagangan kedua negara sudah berjalan baik. Untuk itu, IQBC dan IKBC terus berupaya agar kerja sama kedua negara terus ditingkatkan.

“Dialog bisnis online sudah digelar dengan menampilkan para pejabat terkemuka dan pelaku usaha dari Indonesia, Qatar dan Kuwait. Ada sejumlah langkah dan tindaklanjut sebagai hasil dari dua dialog pada pekan lalu,“ kata Hendra yang juga Wakil Ketua Kadin Indonesia Bidang Perundingan Perdagangan Internasional.

Seperti diketahui, IKBC sudah melaksanakan Indonesia Kuwait Business Dialogue pada Rabu (16/3/2022) lalu dengan menghadirkan Didi Sumedi (perwakilan Kementerian Perdagangan),
Shinta W Kamdani (B20 Chair Indonesia), Abdul Wahab Abdullah Al Sager (Duta Besar Kuwait untuk Indonesia), Lena Maryana (Duta Besar Indonesia untuk Kuwait), dan Saheb S Khajah (Presiden Kuwait- Indonesia Business Council/KIBC), Mohamad Adam Ibrahim (KIBC Board). Selain itu, ada juga Talal Al Yousef (Al Safaat Investment, Kuwait), kemudian wakil dari Indonesia ada Imron Hamzah, Henk Mahendra, Seanlee Hardy, dan Hendra Hartono.

Sedangkan dialog bisnis dengan Qatar pada Kamis (17/3/2022) dihadirkan Ridwan Hassan (Duta Besar Indonesia untuk Qatar), Farhan Al Sheikh (Presiden Qatar-Indonesia Business Council/QIBC), Anna Kristianty (Group Head Bank Syariah Indonesia). Kemudian Simon Alexander (Regional Retail Operation Lulu Group International, Qatar), Luthfi Hasan (Corporate Secretary Lulu Indonesia), Edi Setiadi (Rektor Unisba), Anto Mohsin (Northwestern University, Qatar) dan Amarta Imron dari IQBC.

Hendra menjelaskan kedua dialog tersebut berjalan sangat kondusif dan melahirkan sejumlah gagasan sebagai terobosan dalam era pandemi ini. Adapun beberapa hal tersebut yakni pembentukan task force yang fokus pada perdagangan dan investasi, memperkuat bisnis online melalui platform Indomena.biz, meningkatkan transaksi retail dengan Kuwait dan Qatar, lalu merintis pola kerja sama imbal dagang.

Task force ini melibatkan pihak-pihak dari Kuwait dan Qatar untuk memulai bangun kontak dan merumuskan agenda-agenda lebih rinci. Tim kecil ini akan menyiapkan beberapa hal sehingga terlaksana business matching antar pelaku usaha,” ujar Hendra yang juga alumnus Institut Pertanian Bogor (IPB) ini.

Sedangkan imbal dagang, kata Hendra, merupakan salah satu terobosan yang akan digarap secara khusus. Imbal dagang ini membutuhkan diplomasi khusus untuk meningkatkan transaksi bisnis dari pihak-pihak swasta. Adapun imbal dagang ini tidak akan masuk dalam sektor perminyakan yang sudah berjalan dengan pemerintah Indonesia.

“Imbal dagang ini akan menggarap banyak aspek dan peluang mengangkat potensi ekspor dari Indonesia. Kami tidak menyertakan minyak, tetapi fokus pada potensi Indonesia seperti komoditas pertanian dan perkebunan serta sejumlah produksi industri,” jelas Hendra. [PR/SP]

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*